Senin, 10 Desember 2012

EDIBLE FILM SI KEMASAN BIODEGRADABLE


Pengemasan merupakan bagian akhir dari suatu proses produksi bahan pangan atau produk lainnya. Pengemasan berguna untuk meningkatkan daya penerimaan konsumen, juga mengurangi derajat kerusakan yang terjadi selama pengangkutan produk. Pengemasan juga merupakan salah satu cara untuk melindungi atau menambah daya simpan produk pangan maupun non pangan. Pengemasan tidak hanya bertujuan untuk mengawetkan, tetapi juga menjadi sarana penunjang pada transportasi, distribusi, dan menjadi bagian penting dari usaha untuk mengatasi persaingan pemasaran produk. Saat ini, industri pengemasan didominasi oleh bahan-bahan pengemas berbahan dasar plastik. Hal ini mengakibatkan meningkatnya limbah plastik di dunia termasuk Indonesia. Parra et al. (2004) menyatakan saat ini sekitar 150 juta ton plastik diproduksi di seluruh dunia setiap tahunnya, sebagian besar plastik ini menyebabkan polusi lingkungan.

Pengemas plastik yang umum digunakan adalah jenis polyethylene, polystirene, polyvinylchloride (PVC) dan resin yang banyak menimbulkan dampak yang tidak baik diantaranya merusak lingkungan karena tidak dapat terdegradasi secara biologi, mahal dalam daur ulang dan tercemarnya bahan pangan yang dikemas karena adanya zat-zat tertentu yang termigrasi kedalam bahan pangan tersebut. Salah satu alternatif pemecahannya adalah penggunaan edible film. Edibel film merupakan suatu katagori spesifik dari pengemasan makanan yang didefinisikan sebagai type pengemasan seperti film, lembaran atau lapis tipis sebagai bagian integral dari produk pangan dan dapat dimakan bersama-sama dengan produk tersebut (Karbowiak 2005). Film digunakan dalam produk pangan untuk mencegah transfer massa antara produk pangan dengan lingkungan sekitar atau antara fase yang berbeda dari produk pangan campuran (seperti aw yang berbeda dalam produk pangan yang sama) dan oleh karenanya untuk menghindari kerusakan mutu pangan karena perubahan physiko-kimia, tekstur atau reaksi kimia (oksidasi lemak, reaksi Maillard dan reaksi enzymatis). Osorio et al. (2011) menyatakan bahwa edible film berfungsi sebagai penghalang uap air sehingga dapat memperpanjang masa simpan suatu produk. Bonilla et al. (2012) menyatakan bahwa oksigen merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan kualitas produk makanan, penggunaan edible film adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi oksigen tersebut.
 

Menurut Gennadios et al. (1993) keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari edibel film dibandingkan pengemas-pengemas non-edibel adalah :
  1.  dapat langsung dikonsumsi bersama produk yang dikemas sehingga tidak ada sampah kemasan. Jika film tidak dapat dikonsumsi masih dapat didegradasi oleh bakteri sehingga mengurangi polusi lingkungan.
  2.  meningkatkan sifat-sifat organoleptik pangan karena kedalamnya dapat ditambahkan flavor, pewarna, dan pemanis.
  3.  dapat digunakan sebagai suplemen gizi.
  4.  dapat diterapkan pada produk-produk yang berukuran kecil.
  5. dapat diaplikasikan di dalam produk yang heterogen sebagai penyekat antara komponen makanan yang berbeda.
  6. dapat berfungsi sebagai pembawa senyawa antimikroba dan antioksidan. 
Beberapa bahan-bahan yang dapt digunakan sebagai bahan pembuat edible film yaitu: protein (gluten gandum, kolagen, gelatin, keratine, kasein, dan kedelai), polisakarida (selulosa turunan hydrosoluble, pati, alginat, pektin, karagenan) dan lipid (lilin, trigliserida, minyak, dan asam lemak) semua bahan-bahan ini dapat digunakan sendiri atau bersama-sama, dengan adanya kemasan yang terbuat dari edible film ini maka diharapkan penggunaan plastik sintetis sebagai pengemas produk pangan oleh perusahaan/industri pangan dapat dikurangi sehingga dampaknya yaitu dapat mengurangi limbah/sampah plastik di lingkungan sekitar kita.

edible film

2 komentar:

  1. mantapppppp ...
    rasanya aq ingat lah fotonya itu dimana dan siapa yang foto

    BalasHapus
  2. Kemasan biogradable yang oke coba cek di sini : Dus Makanan

    BalasHapus